“Petugas berada di stasiun untuk memblokir para pengendara mobil. Namun, mereka menemukan dua ransel mencurigakan,” kata seorang juru bicara kepolisian, dilansir dari laman New Zealand Herald, Jumat 15 Maret 2019.
Polisi mengatakan ransel tersebut dibiarkan tanpa pengawasan.
Masyarakat yang penasaran tidak dibiarkan mendekati robot penjinak bom. Tak berapa lama kemudian, terdengar ledakan yang bisa dikendalikan.
Juru bicara tersebut mengatakan pengunjung Stasiun Kereta Britomart sendiri belum dievakuasi. Selain itu, insiden ini dilaporkan belum mempengaruhi jadwal kereta.
Polisi langsung melakukan barikade di sekitar area stasiun. Penjagaan dilakukan sebagai tindakan pencegahan.
Beberapa jam sebelumnya, penembakan terjadi di dua masjid yang berada di Christchurch. Dilaporkan setidaknya 40 orang tewas dalam insiden tersebut.
Polisi berhasil menangkap empat pelaku, seorang diantaranya perempuan. Salah satu pelaku diduga adalah warga Australia.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison membenarkan hal tersebut. Menurut dia, serangan teror itu dilakukan oleh ekstremis sayap kanan Australia yang menyukai kekerasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News