"Tadi kita banyak berdiskusi mengenai kelapa sawit. Ghana menyampaikan keinginannya dan kita juga mengajak mereka untuk bergabung masuk dalam CPOPC," ucap Menlu Retno kepada awak media di Bali Nusa Dua Convention Centre, Bali, Rabu 11 April 2018.
Dalam pertemuan tersebut, Ghana menyampaikan siap bekerja sama dengan Indonesia dalam rangka menangani kampanye negatif mengenai kelapa sawit. Menlu Retno mengatakan sudah ada perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan sawit di Ghana.
"Namun, mereka meminta Indonesia membantu pengembangan tidak hanya di plantation tapi juga di industrinya," imbuh dia.
Baca: Menlu Retno Dihadiahi Kain dari Ghana
Selain sawit, infraktruktur juga menjadi bahasan kedua negara. Karena pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, maka Ghana juga akan melakukan pembangunan infrastruktur, salah satu proyeknya ada Satu Juta Rumah.
Untuk memenuhi proyek ini, Indonesia mengatakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertarik untuk berpartisipasi.
"Tadi pagi sudah ada pertemuan antara Ghana dengan BUMN kita untuk membahas proposalnya. Jadi kalau bicara masalah pembangunan infrastruktur, selain dari segi expertise-nya yang kita miliki, pasti pembicaraan juga terkait financing. Oleh karena itu, BUMN akan menindaklanjuti masalah skema financing dan sebagainya," tukasnya.
Ghana, kata Menlu Retno, juga ingin meningkatkan kehadirannya di Indonesia, dan mereka meminta bantuan Indonesia untuk memberikan beberapa masukan, saran dan nama kandidat untuk konsul kehormatan Ghana untuk Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News