"Kita pahami keputusan PM Theresa May di saat yang sulit ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir, kepada Medcom.id, Sabtu, 25 Mei 2019.
Arrmanatha menambahkan, di bawah kepemimpinan PM May, kerja sama RI-Inggris semakin erat. Terlebih, imbuh dia, tahun ini kedua negara merayakan 70 tahun hubungan diplomatik.
"Indonesia siap bekerja sama erat dengan Perdana Menteri yang akan datang untuk terus meningkatkan kerja sama strategis kedua negara, seperti di bidang ekonomi, pendidikan, lingkungan hidup, maritim, ekonomi kreatif, hingga pertukaran budaya," seru Arrmanatha.
PM May menyatakan akan mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif pada Jumat 7 Juni mendatang. Pengunduran diri terkait dengan mandeknya pembicaraan Brexit.
"Saya telah melakukan semua yang saya bisa untuk meyakinkan anggota parlemen mendukung kesepakatan itu. Sayangnya, saya belum bisa melakukannya," kata May, dalam pernyataannya di Downing Street, Jumat 24 Mei.
Proses untuk memilih PM baru di Inggris akan dimulai di pekan berikutnya setelah pengunduran diri.
Menjelang pengunduran dirinya, PM May mengaku menyesal tidak dapat memberikan Brexit kepada Inggris. Mengutip kata Nicholas Winton, May menyebut 'kompromi bukan kata yang kotor.'
Menurut May, Partai Konservatif masih akan terus melayani masyarakat Inggris di tahun-tahun mendatang. Dia menambahkan pentingnya PM mendatang untuk 'membakar ketidakadilan,' sebuah frasa yang digunakan di awal kepemimpinannya.
Baca: PM Inggris Umumkan Mengundurkan Diri Pada 7 Juni
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News