Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Rizal Sukma. Foto: Medcom.id/Fajar Nugraha.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Rizal Sukma. Foto: Medcom.id/Fajar Nugraha.

Konsep Indo-Pasifik Indonesia Menjembatani Perbedaan

Fajar Nugraha • 28 Agustus 2019 18:55
Jakarta: Konsep Indo-Pasifik Indonesia sudah diadopsi outlooknya di dalam tubuh ASEAN. Namun ada konsep serupa yang diajukan oleh negara lain.
 
Konsep serupa juga digagas oleh Amerika Serikat (AS), Jepang, India dan Australia. Namun menurut Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Rizal Sukma ada perbedaan dengan konsep yang disuguhkan Indonesia.
 
“Empat ini, manifestasi dari gagasan Indo-Pasifik mereka kan bikin quad. Ini sangat sifatnya itu lebih ke strategis dan militer,” kata Dubes Rizal Sukma di CSIS, Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.

“Di lain pihak kan ada visi Tiongkok mengenai tatanan di kawasan, seperti BRI (Belt and Road Innitiative), connectivity dan segala macam. Jadi kaya ada competition (kompetisi) mengenai outlook,” tegasnya.
 
Dubes Rizal mengatakan, satu gagasan ingin mengesampingkan pihak lain. Sementara gagasan lain terlihat ingin menjadi kekuatan yang berpengaruh di kawasan. Menurutnya ASEAN tidak nyaman dengan kondisi perang memperebutkan pengaruh itu.
 
“ASEAN (Indo-Pasific) Outlook menjembatani perbedaan dua visi tatanan regional yang berbeda ini. Jadi semacam meeting place (tempat pertemuan), kita tetap ingin menjadi sentral,” tutur Rizal.
 
Mantan Direktur Eksekutif CSIS itu menambahkan, sentralitas ASEAN tidak dalam pengertian militer. Tetapi semua proses untuk saling memahami dan kerja sama,dilakukan melalui proses lembaga-lembaga di kawasan yang bertumpu di kawasan.
 
Satu-satunya lembaga yang belum dimanfaatkan dengan baik adalah East Asia Summit (EAS) atau KTT Asia Timur. “East Asia Summit sangat potensial untuk menjadi platform menerjemahkan outlook (Indo-Pasifik ASEAN) itu tadi,” ujarnya.
 
Ditanya apakah ada semacam batasan-batasan yang harus di kawasan menurut Dubes Rizal hal itu sudah umum. Namun fokusnya beda.
 
“Ketika kita bicara Indo-Pasific Outlook, pada dasarnya bagaimana memastikan kita mengelola persaingan Amerika dengan Tiongkok ini. Cuma secara resmi tidak disebutkan hal itu, makanya tidak ada di dokumen ASEAN Indo-Pasific Outlook,” jelasnya.
 
Diharapkan Indonesia bersama ASEAN tidak reaktif saja menghadapi persaingan, tetapi juga inisiatif. Intinya, tidak cukup menanggapi perkembangan dari eksternal namun langsung bereaksi. Hal tersebut harus diubah demi menggapai cita-cita poros maritim dunia Indonesia dengan mempertimbangkan kondisi yang terjadi di kawasan saat ini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan