Museum Louvre di Paris, Prancis berinisiatif menyelamatkan peninggalan bersejarah di Suriah. Mereka bekerja sama dengan kelompok arkeolog asal Suriah.
"Kami membangun jaringan internasional," kata Direktur Departemen Kesenian Islam Museum Louvre Yannick Lintz di Institut Francais d'Indonesie (IFI) di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2017).
"Kami mencari tahu peninggalan bersejarah yang terancam," lanjutnya.
Museum Louvre tidak bisa memasuki wilayah Suriah. Pasalnya, Pemerintah Prancis telah memutus hubungan diplomatik dengan rezim Bashar al-Assad.
"Kami melakukan koordinasi dengan kelompok arkeolog asal Suriah. Kami mengumpulkan dokumentasi peninggalan bersejarah di Suriah," terangnya.
"Kita harus memikirkan masa depan. Kita akan memikirkan peninggalan sejarah yang harus diperbaiki, peninggalan sejarah yang bisa dihancurkan dan peninggalan sejarah yang sebaiknya dibiarkan apa adanya," terangnya.
ISIS kini masih menguasai kota kuno Palmyra. Mereka terus menghancurkan peninggalan bersejarah di kota kuno tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News