"Situasi perdamaian Semenanjung Korea kini terhenti dan telah mencapai titik kritis seperti semula karena AS mengambil sikap sepihak dari KTT kedua Korut-AS di Vietnam," kata Kim, dikutip dari KCNA, Jumat 26 April 2019.
Kim melanjutkan, Korut akan selalu siap untuk situasi apapun yang mungkin terjadi. Pernyataan ini dilontarkan Kim ketika bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Vladivostok.
KTT kedua antara AS dan Korut memang tidak menghasilkan kesepakatan. Disebut-sebut, AS tidak mau mencopot sanksi Korut, padahal pencopotan sanksi adalah salah satu syarat Korut jika ingin denuklirisasi.
Baca: Korut Minta Menlu AS Dicopot dari Negosiator Denuklirisasi
Kegagalan KTT kedua ini mengakibatkan pencopotan empat pejabat di Korut. Tak hanya itu, Korut juga meminta Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mundur dari negosiator utama.
Menurut agensi Jepang Asia Press, rumor yang beredar bahwa para pejabat itu dituduh Korut menjual informasi ke AS menjelang KTT.
Korut menyerukan agar Pompeo diganti dengan sosok yang bisa lebih berhati-hati dan matang dalam berdiskusi. Korut menilai Pompeo gagal memahami posisi Pyongyang dan menyebabkan denuklirisasi terhambat.
Pompeo disebut sempat mengutarakan pernyataan yang ceroboh, yang menyakiti kepemimpinan Kim Jong-un. Sejumlah pejabat Korut menganggap, Pompeo telah mengeluarkan karakter aselinya yang jahat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News