"Di Malaysia, yang paling diutamakan Presiden Joko Widodo adalah pelayanan KBRI kepada WNI, terutama ya masalah perlindungannya di sana. Lebih dari tiga juta WNI kita tinggal di Malaysia," ucap Rusdi, ketika ditemui di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (16/1/2017).
"Nantinya, sebagai perwakilan RI di Malaysia, saya akan lebih memerhatikan keadaan WNI di sana, apalagi para WNI yang bekerja dengan status ilegal masih banyak di Malaysia," lanjutnya.
Dengan diberi pengarahan oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM, Wiranto, Rusdi mengaku bahwa pengarahan ini sangat penting untuk bekal para calon dubes dan perwakilan RI.
"Lebih banyak diberi pengarahan di bidang perbatasan, terorisme, kemudian siber, diplomatik. Ya lebih ke politik, hukum dan keamanan," ungkap Rusdi.
Rusdi mengaku, tak ada pengarahan spesifik yang diberikan Wiranto sehubungan dengan tempat ia akan menjadi duta besar nanti. "Pengarahannya masih secara umum, tidak ada yang khusus," tuturnya.
Ketika ditanya mengenai penanganan Anak Buah Kapal (ABK) WNI, jika terjadi lagi, Rusdi mengatakan akan menangani secara baik dan benar. Pasalnya, sejumlah ABK WNI sempat menjadi korban penyanderaan di Laut Sabah.
"Oh, ya tentu saya ada penanganan tersendiri mengenai itu. Namun, kita berharap agar tak terjadi lagi penyanderaan," pungkasnya.
Selain sebagai pendiri Lion Air Group, Rusdi juga ditunjuk Presiden Jokowi sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News