Tiga kapal WNI berada di kapal tersebut, sementara lima lainnya dibawa kelompok penculik.
"Sangat disesalkan berulangnya kasus penculikan WNI di perairan Sabah Malaysia ini," ucap keterangan tertulis pelaksana tugas juru bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah yang diterima Medcom.id, Minggu 19 Januari 2020.
"Pemerintah RI akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Filipina untuk mencari dan membebaskan kelima WNI," lanjutnya.
Untuk menghindari terulangnya penculikan, Kemenlu RI mengimbau kepada semua WNI yang bekerja di perairan Sabah untuk tidak melaut hingga situasi kembali kondusif.
Laporan penculikan terhadap kedelapan WNI diterima aparat kepolisian maritim Lahad Datu pada Jumat kemarin, sekira pukul 13.17 waktu setempat. Setelah mendapatkan laporan, aparat kepolisian bergerak melajukan pencarian akhirnya melihat kapal bergerak dari arah Filipina memasuki perairan Malaysia.
Keberadaan kapal yang digunakan WNI tersebut terpantau radar Pos ATM Tambisan pada Jumat sekitar pukul 21.10 waktu setempat. Aparat kepolisian maritim Lahad Datu menahan kapal tersebut sambil melakukan penggeledahan dan ditemukan tiga kru semuanya WNI.
Ketiga WNI yang ditemukan bersama kapalnya adalah Abdul Latif (37), Daeng Akbal (20) dan Pian bin Janiru (36).
Lokasi penculikan terbaru tidak jauh dari kasus yang menimpa Muhammad Farhan pada 23 September lalu. Farhan, yang merupakan WNI sandera terakhir kelompok Abu Sayyaf Group (ASG), telah diserahkan ke Pemerintah RI pada 16 Januari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News