Bagian dari pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh ditembak di atas wilayah Ukraina. (Foto: AFP).
Bagian dari pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh ditembak di atas wilayah Ukraina. (Foto: AFP).

Malaysia Menanti Keadilan Terkait Jatuhnya MH17

Fajar Nugraha • 18 Juli 2019 13:56
Kuala Lumpur: Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad kecewa bahwa pelaku di balik jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 belum ditemukan setelah lima tahun.
 
Pada 17 Juli 2014, pesawat dengan 298 penumpang dari Amsterdam dalam perjalanan ke Kuala Lumpur ditembak jatuh di atas wilayah udara Donetsk, Ukraina.
 
Sebuah tim investigasi gabungan internasional (JIT) yang dipimpin oleh Belanda menyimpulkan bahwa MH17 dijatuhkan oleh rudal anti-pesawat BUK yang ditembakkan oleh separatis pro-Rusia dalam konflik mereka melawan Ukraina.

"Kami sedih karena dilakukan dengan sengaja, tetapi kami tidak tahu siapa yang meluncurkan roket," kata Mahathir, seperti dikutip The Star, Kamis, 18 Juli 2019.
 
Pesawat dengan jenis Boeing 777-200ER yang dipiloti oleh kru yang semuanya berasal dari Malaysia, terbang di atas Ukraina di siang hari ketika ditembak jatuh.
 
Lebih dari dua pertiga penumpangnya adalah orang Belanda, sisanya kebanyakan orang Malaysia dan Australia, serta warga negara tujuh negara lainnya.
 
“Lima tahun mungkin telah berlalu tetapi tekad kami untuk akuntabilitas dan keadilan tidak akan berkurang,” jelas Mahathir.
 
"Pemerintah Malaysia akan terus mengejar mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan keji ini dan menjamin keadilan bagi para korban," kata pemimpin berusia 94 tahun itu.
 
Mahathir pun menambahkan bahwa Malaysia akan terus bekerja dengan anggota JIT, negara-negara yang berduka lainnya dan masyarakat internasional dalam memberi tahu keluarga tentang kemajuan yang dibuat.
 
“Kami dengan tulus berharap bahwa ini akan membawa kenyamanan dan penghiburan bagi keluarga dan kerabat mereka yang tersesat dalam tragedi ini. Kami berharap dan berdoa agar keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang ada di kapal akan diberikan kekuatan untuk melanjutkan kehidupan normal, atau kehidupan yang normal mungkin,” imbuh pernyataan Mahathir.
 
"Kami akan tetap teguh dalam pengejaran kami, dan kami tidak akan meninggalkan kebutuhan bisnis yang terlewat sampai keadilan dilayani," tuturnya.
 
Pada Juni 2019, JIT, yang terdiri dari Australia, Belgia, Malaysia, Belanda dan Ukraina, telah mengumumkan bahwa empat orang - tiga orang Rusia dan satu orang Ukraina - akan didakwa menjatuhkan MH17.
 
Pada 19 Juni, Layanan Penuntut Umum Belanda mendakwa mereka melakukan pembunuhan sehubungan dengan jatuhnya pesawat.
 
Surat perintah penangkapan internasional dikeluarkan untuk terdakwa, yang diharapkan diadili secara in absentia pada  9 Maret 2020 di Pengadilan Distrik Den Haag.
 
Keempatnya adalah warga negara Rusia Igor Girkin, Sergey Dubinskiy dan Oleg Pulatov, dan Leonid Kharchenko dari Ukraina. Tetapi pada 20 Juni, Mahathir mengatakan keputusan untuk menuntut keempatnya adalah rencana politik melawan Rusia.
 
Dia mengatakan Malaysia tidak yakin dengan temuan JIT, dan menuntut agar para penyelidik memberikan bukti bahwa Rusia berada di balik penembakan itu.
 
Mantan menteri transportasi Datuk Seri Liow Tiong Lai juga menandai kesempatan itu dengan sebuah pernyataan.
 
"Hari ini tetap menjadi hari yang sangat menyedihkan bagi orang-orang yang dicintai para korban MH17, dan saya terus membagikan perasaan mereka," kata Liow, yang adalah menteri transportasi ketika tragedi itu terjadi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan