Kunjungan ini terkait kerja sama Indonesia dengan Uni Eropa, di mana RI menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki Partnership and Cooperation Agreement dengan UE.
"Menlu Uni Eropa (Federica Mogherini) mengatakan kepada saya, jika pesan terkait ekstremisme dan terorisme ini disampaikan oleh Indonesia, maka pesannya akan menjadi semakin kuat," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta, Senin (11/4/2016).
"Tujuan kunjungan ini adalah memperkuat kerja sama ekonomi, perdagangan, investasi, maritim dan pariwisata. Interaksi Presiden dengan para kalangan bisnis di Eropa pun akan banyak dilakukan," lanjutnya.
Kunjungan Presiden diharapkan menghasilkan sesuatu yang konkret berupa sejumlah perjanjian bisnis. "Presiden juga akan pertama kalinya bertemu dengan dewan Eropa, Partner Eropa dan Komisi Eropa di Belgia," imbuh Menlu Retno.
Isu imigrasi juga akan dibawa Presiden dalam kunjungan ke empat negara Eropa. Indonesia akan menjelaskan inisiatif-inisiatif untuk membantu penyelesaian masalah keimigrasian. Hal ini terkait dengan Bali Process yang dilaksanakan di Bali pada 23-24 Maret lalu, yang berfokus pada penyelesaian masalah imigran.
Terkait kunjungan ke Belanda, kunjungan Presiden Jokowi akan menjadi yang pertama setelah kunjungan mantan Presiden RI ketiga, Abdurahmman Wahid, pada 2000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News