medcom.id, Jakarta: Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku media telah memutarbalikan fakta, terkait serangan verbal yang diarahkannya kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.
Sebelumnya Duterte menyebut Presiden Obama sebagai "anak pelacur". Karena ucapan inilah Obama membatalkan rencana pertemuan keduanya.
Di hadapan komunitas warga Filipina di Jakarta, Duterte menyebutkan ketidaksukaannya dengan media yang memutarbalikan fakta. Menurutnya dirinya tidak pernah mereferensikan ucapan itu kepada Obama.
"Media ini, mereka memutar semua ucapan. Mereka selalu memutar cerita beberapa kali, tetapi saya tidak pernah konfrontasi dengan Obama," ujar Presiden Duterte di Shangrilla, Jakarta, Jumat (9/9/2016).
"Saya tidak punya masalah dengan Amerika. Rakyat menilai dengan baik, saat mereka mengecam apa yang terjadi," jelasnya.
uterte melontarkan ejekan "anak pelacur" terhadap Obama yang mengkritik kebijakan kontroversial dalam memerangi kejahatan narkotika dan obat-obatan terlarang di Filipina. Kebijakan ini dianggap melanggar HAM.
Pada pertemuan KTT ASEAN, Duterte pun membandingkan peristiwa pembantaian Bud Dajo di Pulau Jolo. Pembantaian itu dilakukan oleh pasukan AS terhadap pemberontak Moro.
"Apa yang terjadi di Bud Dajo, itu adalah bentuk pelanggaran HAM. Saya tidak akan pernah melakukan kejahatan terhadap warga Moro," imbuh Duterte.
Di saat KTT ASEAN pun Duterte menyampaikan permintaan maaf terkait ejekan terhadap Obama. Menurutnya hal itu hanya pandangan pribadinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id