"Saya tidak akan menyerah untuk membangun dialog (dengan masyarakat)," kata Lam, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 27 Agustus 2019.
Pemerintah Hong Kong mengatakan kekerasan telah mendorong kota semi-otonom tersebut ke ambang bahaya besar. Bentrokan akhir pekan lalu melibatkan tembakan senjata untuk kali pertama oleh aparat keamanan, dan juga penangkapan 86 pedemo -- termuda berusia 12.
Tiga bulan lamanya protes telah bergulir di wilayah Hong Kong. Awalnya protes didasari pada ketidaksetujuan akan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi. RUU ini memungkinkan orang-orang Hong Kong dikirim ke daratan Tiongkok untuk diadili di pengadilan yang dikendalikan Partai Komunis.
Namun, RUU tersebut telah ditangguhkan. Kini tuntutan merambah ke Hong Kong yang lebih bebas dari tekanan Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News