Unjuk rasa ini merupakan cobaan berat bagi sang jenderal, yang kini mengendalikan negara penghasil karet terbesar di dunia. Ia sempat berjanji mengakhiri kebijakan subsidi yang dijadikannya sebagai landasan melakukan kudeta pada Mei lalu.
Banyak petani karet tinggal di wilayah selatan Thailand, yang sebagian besar mendukung kudeta Jenderal Prayuth. Namun setelah keuntungan penjualan karet menurun, petani menuntut adanya balas budi.
"Jika tuntutan kami tidak dipenuhi, kami akan meningkatkan aksi kami," tutur pemimpin demonstrasi Pairod Rekrdee pada AFP via telepon.
Pairod menyebut pihaknya meminta harga 70 baht atau Rp26 ribu untuk satu kilogram karet latex dan Rp29 ribu untuk karet lembaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id