Pemimpin energik berusia 92 tahun itu -- tokoh terlama memerintah di Asia sebelum mengundurkan diri pada 2003 -- sudah kembali ke dunia politik untuk menggulingkan anak didiknya, PM Najib -- yang berkukuh berkuasa meski didera skandal korupsi perusahaan 1Malaysia Development Berhad (1MDB) bernilai ratusan juta dolar.
Mahathir berkata kepada Associated Press dalam sebuah wawancara, Senin 18 September 2017, bahwa koalisi oposisi yang dipeloporinya merasa geram atas skandal korupsi PM Najib dan meningkatnya biaya hidup di Malaysia.
"Banyak orang merasa bahwa Najib telah menghancurkan banyak yang telah dibangun din negara ini," katanya.
"Orang menyebut pemimpin kami seorang penjahat. Itu bukan sesuatu yang ingin saya lihat terus berlanjut. Itu harus berubah kembali pada hari-hari di mana pemerintahan Malaysia berjalan baik," cetusnya.
PM Najib telah memecat jajaran kritikus di pemerintahannya sendiri, termasuk jaksa agung dan wakil perdana menteri. Ia juga memberangus sejumlah media sejak skandal korupsi 1MDB merebak dua tahun lalu.

PM Malaysia Najib Razak. (Foto: AFP)
Skandal 1MDB
Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lainnya sedang menyelidiki dugaan penggelapan dan pencucian uang lintas batas di 1MDB.
Kementerian Hukum AS mengatakan, setidaknya USD4,5 miliar telah dicuri dari 1MDB oleh rekan-rekan Najib.
Berkas di Pengadilan Distrik AS menyebutkan lebih dari USD700 juta masuk ke rekening "Pejabat Nomor 1 Malaysia," tanpa menyebutkan namanya secara spesifik.
Namun melalui deskripsi peran pejabat tersebut dalam 1MDB dan pemerintahan serta rincian lainnya, jelas itu adalah Najib.
Mahathir mengaku tidak ingin menjadi perdana menteri lagi. Tujuannya saat ini hanya mendepak PM Najib dan mengembalikan reputasi Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id