Serangan terbaru kali ini terjadi ketika sebuah bom di pinggir jalan meledak dan menghantam kendaraan yang mengangkut prajurit Angkatan Darat di sebuah desa terpencil di Distrik Yaha, Provinsi Yala.
30 menit kemudian, penjinak bom dipasang di kawasan yang sama. Peledakan dilakukan untuk membersihkan lokasi kejadian dari ancaman bom lain.
Dikutip dari AFP, Jumat 15 September 2017, proses pembersihan bom ini sempat diwarnai dengan aksi baku tembak dengan kelompok pemberontak.
Juru bicara militer Thailand wilayah selatan, Kolonel Pramote Prom-in mengatakan seorang kopral tewas, dan 18 tentara lainnya terluka. Sementara, dua warga sipil mengalami luka ringan.
Wilayah dengan penduduk mayoritas Muslim di mana juga berbatasan dengan Malaysia itu telah lama diguncang kekerasan dan pemberontakan.
Lebih dari satu dekade pemberontak etnis Melayu, melancarkan perlawanan terhadap kelompok mayoritas Buddha, demi mendapatkan otonomi lebih luas.
Lebih dari 6.800 orang tewas, mayoritas warga sipil, dalam rangkaian konflik berkepanjangan itu.
Serangan ini terjadi saat Junta Thailand mengadakan pembicaraan dengan kelompok yang mengaku mewakili pemberontak untuk mendirikan 'zona keamanan' di selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News