Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai isu kerja sama kedua negara di bidang politik, ekonomi, perdagangan dan sosial budaya. Khusus bidang ekonomi, kedua pihak sepakat meningkatkan volume perdagangan dengan melibatkan pelaku usaha untuk turut andil dalam mencari peluang dan mengindentifikasi komoditas ekspor dan impor yang diperlukan kedua negara.
Berdasarkan rilis yang diterima metrotvnews.com, kedua pihak juga menyambut baik dan mengapresiasi suksesnya kerja sama panen perdana proyek penanaman padi Indonesia di daerah Gedarif State, Sudan, pada 2 November 2014. Selain itu, sebagai bentuk dukungan kepada Sudan, Indonesia telah memberikan bantuan kerja sama teknik sejak 2006-2014 sebanyak 29 program, dengan jumlah peserta mencapai 114 orang.
RI dan Sudan juga menggarisbawahi hubungan bilateral kedua negara telah terjalin lama dan memiliki sejarah penting. Syeikh Ahmed Surkati, seorang ulama Sudan dan pendiri yayasan Al-Irsyad yang berkiprah di dunia pendidikan dan dakwah Islam, telah berperan besar dalam pembaruan pemikiran Islam dan perjuangan di Indonesia dengan ikut mempercepat lahirnya gerakan-gerakan kemerdekaan Indonesia.
Pertemuan ini dimanfaatkan Wamenlu RI untuk menyampaikan undangan kepada Pemerintah Sudan untuk menghadiri peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika dan 10 tahun New Asian-African Strategic Partnership (NAASP) yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April 2015.
Selain isu bilateral, kedua pihak juga membahas masalah global yang menjadi perhatian bersama, mengenai dukungan penuh bagi upaya kemerdekaan Palestina dan pandangan tentang Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang tidak merefleksikan agama Islam. Wamenlu RI juga menyampaikan komitmen dan keikutsertaan Indonesia pada perdamaian dunia melalui pengiriman Indonesian Peace Keeping pada UNAMID.
Dalam kesempatan tersebut, kedua pihak menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) mengenai Konsultasi Bilateral. Turut ditandatangani pula MoU Kerja Sama Bidang Perikanan dan Joint Communique mengenai pemberantasan an Illegal, Unregulated, Unreported (IUU) Fishing, dimana pihak Indonesia diwakili Sjarief Widjaja, Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, sedangkan pihak Sudan diwakili Dr. Obiedalla Mohamed Obiedalla Hamdan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News