Moratorium ini dilakukan sejak bulan lalu.
"Kami tengah melakukan audit untuk mengetahui di mana paling banyak pekerja asal Filipina. Kami ingin menghentikan perlakukan brutal yang dilakukan pada pekerja kami," kata Duterte saat mengunjungi Provinsi Iloilo, dilansir dari Channel News Asia, Jumat 23 Februari 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Di provinsi tersebut, Duterte bertemu dengan keluarga mantan buruh migran Filipina yang mayatnya ditemukan bulan lalu dalam lemari es apartemen kosong di Kuwait. Di tubuhnya terlihat jelas tanda-tanda penyiksaan.
Pembunuhan tersebut, kata Duterte, harus jadi yang terakhir. Pemerintah Filipina segera meminta jenazah buruh migran tersebut dipulangkan.
Begitu tiba di Filipina, Senat langsung meminta penyelidikan atas kasus buruh migran tersebut Tak hanya itu, mereka meminta agar penyalahgunaan pekerja Filipina juga turut diselidiki.
Lebih dari dua juta warga Filipina bekerja di Kuwait dan negara Timur Tengah lainnya, termasuk Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Meski demikian, mereka menerima banyak laporan kasus penganiayaan di negara-negara tersebut.
Kebanyakan warga Filipina bekerja di luar negeri sebagai asisten rumah tangga, pekerja konstruksi, insinyur dan perawat.