Meski status tahanan rumahnya dicabut, Sokha tetap didakwa dengan tuduhan pengkhianatan dan dilarang berpolitik. Sokha juga tetap tidak boleh meninggalkan negara itu.
"Sebagai orang yang tidak bersalah dan telah dipenjara selama dua tahun, saya terus menuntut agar dakwaan terhadap saya dicabut," kata Sokha dalam unggahannya di Facebook, dilansir dari Channel News Asia.
Sokha menambahkan, pertemuannya dengan Eva merupakan langkah pertama yang dilakukan usai status tahanan rumahnya dicabut.
"Saya, serta banyak warga Kamboja lainnya yang telah kehilangan kebebasan politik. Kami masih membutuhkan solusi dan keadilan nyata," imbuhnya.
Sokha dituduh berkomplot dengan orang asing untuk menggulingkan Perdana Menteri Hun Sen. Menurutnya, tuduhan tersebut adalah omong kosong.
Sokha, 66, ditangkap pada 2017. Bahkan, Cambodia National Rescue Party (CNRP), partai yang didirikannya, dibubarkan Mahkamah Agung jelang pemilihan umum tahun lalu.
Tak hanya itu, sebanyak 50 pendukung CNRP ditangkap Pemerintah Kamboja. Mereka dituduh merencanakan kudeta untuk menggulingkan Hun Sen.
Sementara pendukung partai yang ada di luar negeri ditolak untuk masuk ke Kamboja. Bahkan, Pemerintah Kamboja meminta agar negara-negara di Asia Tenggara tidak membolehkan pendukung oposisi ini masuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id