"Setelah dianalisis, kami memperkirakan situasi besok akan sangat, sangat berbahaya. Perusuh akan terus melakukan kekerasan, ini menunjukkan mereka teroris," kata Tse dilansir dari Channel News Asia, Senin, 30 September 2019.
Pernyataannya disampaikan usai bentrokan akhir pekan antara pengunjuk rasa dan polisi ricuh. Bom bensin dilemparkan kepada para petugas kepolisian, dan dibalas dengan tembakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan kerumunan.
"Kami berada di ambang bahaya ekstrem," tutur Tse.
"Kami mendapat informasi intelijen yang menunjukkan bahwa beberapa pedemo melakukan kekerasan menghasut lainnya, termasuk mereka yang memiliki kecenderungan melakukan tindakan ekstrem. Semua tindakan mereka selangkah lebih dekat dengan terorisme," imbuhnya.
Dia menambahkan polisi menolak permohonan unjuk rasa di Hong Kong untuk Selasa, 1 Oktober 2019. Polisi beralasan ini demi keselamatan publik.
Beijing tengah bersiap untuk perayaan besar Peringatan Komunis Tiongkok, yang menandai berdirinya Negeri Tirai Bambu tersebut. Sekitar 15 ribu tentara akan berbaris melintasi Lapangan Tiananmen.
Tak hanya itu, teknologi militer terbaru juga akan ditampilkan dalam perayaan tersebut dalam sebuah pertunjukkan kekuatan patriotik.
Presiden Xi Jinping diperkirakan akan membuat pidato yang menggebu jelang parade di Gate of Heavenly Peace, tempat yang sama saat Mao Zedong mengumumkan pendirian Tiongkok pada 1 Oktober 1949.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News