Penerima beasiswa BSBI di depan Gedung Pancasila (Foto: Sonya Michaella/MTVN)
Penerima beasiswa BSBI di depan Gedung Pancasila (Foto: Sonya Michaella/MTVN)

Promosi Budaya Indonesia dan Penguatan Diplomasi Lewat Beasiswa Seni

Fajar Nugraha • 18 Agustus 2016 16:21
medcom.id, Jakarta: Kebudayaan Indonesia yang beragam bisa menjadi ujung tombak promosi budaya. Dengan memberikan kesempatan kepada warga asing untuk mempelajarinya, diplomasi kebudayaan dapat memberikan keuntungan bagi Indonesia.
 
Hal ini yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang memberikan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI), kepada pemuda pemudi warga asing untuk berkesempatan mengenai lebih jauh mengenai kebudayaan Indonesia secara langsung. 
 
BSBI yang sudah berlangsung sejak 2003, memberikan wadah bagi warga asing mengenal langsung Indonesia. Dan untuk tahun ini, 60 pemuda dari 41 negara akan unjuk kebolehannya mempelajari kebudayaan Indonesia dalam bentuk pentas 'Indonesia Channel'.
 
"Indonesia Channel adalah suatu pertunjukkan seni budaya yang akan ditampilkan oleh sekitar 60 pemuda dan pemudi dunia, yang berasal dari 41 negara. Mereka adalah sahabat muda Indonesia, di mana ke-60 ini merupakan peserta dari program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) yang diselenggarakan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri, melalui direktorat diplomasi publik," ujar Direktur Diplomasi Publik Kemenlu RI Al Busyra Basnur, kepada Metrotvnews.com, Kamis (18/8/2016).
 
"Program BSBI sudah diselenggarakan sejak 2003, rata-rata antara 60-70 orang peserta. Setiap tahun berasal dari sekitar 40-45 negara. Total alumni dari program ini, sudah lebih sekitar 750 orang dari 63 negara," lanjutnya.
 
Bagi pria yang sempat menjabat sebagai Konjen RI di Houston, Amerika Serikat tersebut menyampaikan tujuan program ini untuk ikut memperluas, meningkatkan upaya-upaya promosi Indonesia melalui kalangan muda di negara-negara sahabat. 
 
"Jadi mereka kita seleksi, peminatnya sangat banyak. Tetapi karena keterbatasan anggaran, kita hanya bisa mengakomodir 60-70 peserta saja. Mereka kita undang untuk tinggal di Indonesia selama tiga bulan," imbuh Al Busyra.
 
Untuk setiap pemuda asing ini programnya tidak lama. Dari sekitar 60 peserta, masih akan dibagi lagi. 60 orang ini dibagi lima, empat kelompok belajar di BSBI program reguler dan belajar seni budaya di sanggar-sanggar. Mereka belajar di Surabaya, Bali, Makassar dan Padang.
 
"Mereka siang malam belajar tentang seni budaya, menari, memain musik dan lain-lain," tuturnya.
 
Sementara satu program lainnya adalah program kekhususan, di mana peserta program BSBI belajar tentang Indonesia secara akademik. Pesertanya belajar di Universitas Pembangunan Veteran di Yogyakarta. 
 
Perbedaan hasilkan pemahaman bersama
 
Mengunjungi negara yang dianggap asing, tentunya membuat kesulitan bagi para peserta BSBI. Namun kesulitan tersebut langsung hilang setelah menikmati pelajaran yang diterima.
 
"Mereka melihat program ini sangat positif. Banyak yang menangis untuk meninggalkan Indonesia dan bahkan ada yang ingin ikut lagi (program BSBI)," menurut Al.
 
"Pada awal-awal sedikit tentu ada kesulitan, tetapi mereka mencintai Indonesia. Sebagai anak muda mereka sangat senang mempelajari hal-hal yang baru dan mereka berintegrasi tidak hanya dengan sanggar, masyarakat setempat tetapi juga pemerintah daerah di mana mereka belajar. Setiap ada kegiatan seni budaya, mereka kerap dilibatkan," pungkasnya.
 
"Perbedaan itu ada. Tetapi justru dengan adanya perbedaan itulah kita mencapai pemahaman satu sama lain," imbuh Al.
 
Promosi Budaya Indonesia dan Penguatan Diplomasi Lewat Beasiswa Seni
Peserta beasiswa BSBI (Foto: Sonya Michaella/MTVN)
 
 
Salah satu peserta yang bernama Victor dari Rumania, menjelaskan pengalaman uniknya selama berada di Indonesia. Pelajaran yang diperolehnya pun dinilainya sangat berkesan.
 
"Ini adalah kesempatan besar untuk saya datang dan belajar budaya Indonesia, yang sangat beragam dan kaya yang selalu menjaga tradisi. Saya belajar di Makassar dan mempelajari berbagai macam hal mulai dari kehidupan tradisional masyarakat dan alat musik instrumen. Ini menjadi pengalaman berharga bagi saya berada di Indonesia," ujar Victor kepada Metrotvnews.com.
 
Victor mengakui dirinya hanya menemui hambatan kecil dalam mengikuti program ini, terutama karena dia tidak terlalu bisa bahasa Indonesia. Terlebih lagi, sebagai musisi membuatnya lebih mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan seni di sanggar tempat dia berlatih. 
 
"Dengan program ini saya jadi bisa lebih memahami, sebelumnya saya hanya bisa membaca budaya Indonesia melalui buku. Kini saya merasa lebih baik dan bisa menambah teman dan jaringan," ungkap Victor. 
 
"Bahkan saya berencana untuk kembali ke Indonesia usai program ini dan merekam sebuah album yang menggabungkan musik tradisional Rumania dan Sulawesi. Indonesia seperti rumah kedua bagi saya," tegas Victor.
 
Seni dan budaya sebagai elemen diplomasi kebudayaan
 
Melalui program BSBI ini, warga asing bisa mengetahui lebih lanjut tentang seni dan budaya Indonesia. Tak pelak program ini menjadi promosi langsung yang tepat sasaran.
 
"Diplomasi kebudayaan itu adalah salah satu elemen dari program ini. Artinya mereka bisa seni musik, budaya, tetapi lebih dari itu dalam jangka lebih panjang, lebih luas adalah diplomasi melalui kegiatan kebudayaan. Ini adalah kegiatan diplomasi Indonesia melalui pemuda dan dengan memusatkan elemen seni budaya dan juga local wisdom yang mereka pelajari," Al Busyra Basnur menambahkan.
 
Dengan total alumni dari program ini sudah mencapai lebih sekitar 750 orang dari 63 negara, tentunya promosi kebudayaan Indonesia bisa mendorong pemahaman yang lebih baik dari bangsa asing mengenai Indonesia yang sebenarnya.
 
Ketika ditanya apakah gelaran seperti Indonesia Channel bisa dipentaskan di luar negeri, Al Busyra menyebutkan bahwa sudah ada keinginan dari pemerintah untuk melakukan hal tersebut. Tetapi mewujudkan impian itu tidak mudah karena peserta program BSBI berasal dari berbagai negara. Salah satu hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan pentas dari peserta BSBI di luar negeri menurut Al adalah harus disediakan persiapan yang matang, bukan hanya program tetapi juga anggaran.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan