Sedangkan 395 orang lainnya dinyatakan hilang dan 107 ribu warga harus mengungsi akibat banyaknya rumah dan bangunan yang hancur,
Dikutip dari Antara, Senin (12/9/2016), PBB menyatakan kesulitan untuk memantau perkembangan musibah tersebut karena Korut yang kian menutup diri dari negara tetangga dan dunia.
Kantor PBB untuk Koordinasi Masalah Kemanusiaan (OCHA) dalam laporannya
mengatakan, 35.500 rumah rusak, bahkan dua pertiga dari jumlah rumah tersebut hancur.
Sementara itu, media pemerintah Korut melaporkan hujan lebat pada akhir Agustus hingga awal September menyebabkan kerusakan parah daerah-daerah di dekat Sungai Tumen.
Kantor berita Korut, KCNA, mengatakan fenomena cuaca terburuk sejak lebih dari 70 tahun terakhir telah menimpa wilayah utara hingga menyebabkan kerugian besar. Meski demikian, proses pemulihan masih terus dilakukan.
Tingginya pembalakan hutan untuk bahan bakar dan pertanian membuat negara tersebut rentan tertimpa bencana alam, utamanya banjir. (SCI)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id