Dalam keterangan di situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), orang kesebelas dinyatakan meninggal akibat terjangkit korona.
Virus korona COVID-19 pertama kali muncul di provinsi Hubei, Tiongkok, pada Desember 2019. Sejak saat itu, COVID-19 terus bermunculan di banyak negara di hampir semua benua.
Lonjakan kasus korona di Korsel dikait-kaitkan dengan sekelompok anggota grup keagamaan di kota Daegu. Sebagian besar kasus korona di Korsel terkait dengan gereja Shincheonji Church of Jesus di kota tersebut.
Minggu kemarin, Presiden Korsel Moon Jae-in menaikkan status siaga virus korona ke level tertinggi. Penaikan status dinilai perlu untuk memperkuat respons pemerintah dalam menanggulangi COVID-19.
Pemerintah Korsel juga telah memperpanjang liburan sekolah hingga sepekan ke depan. Selain itu, Seoul juga memperketat penjagaan di setiap titik masuk, termasuk bagi mereka yang datang dari Tiongkok.
Sementara itu, seluruh warga negara Indonesia (WNI) di Korsel dilaporkan dalam kondisi baik.
"Pekerja Migran Indonesia di Korea Selatan, Alhamdulillah dalam keadaan baik. KBRI Seoul telah menyampaikan imbauan kepada warga kita, dan selalu diperbarui dari waktu ke waktu," kata Koordinator Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Seoul Prianto Mawardi kepada Medcom.id.
Prianto mengatakan, KBRI Seoul juga siap jika nanti harus mengevakuasi para WNI. Meski demikian, kata Prianto, pihaknya akan selalu berkoordinasi dengan pemerintah setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News