medcom.id, Kashmir: Pemerintah India merelokasi sekitar 10 ribu warganya di Kashmir. Proses relokasi dilakukan karena ketegangan yang muncul antara India dan Pakistan di perbatasan.
Pada Sabtu 1 Oktober, pasukan kedua negara terlibat baku tembak. Kedua pihak pun saling menuduh adanya provokasi di wilayah Batas Kendali (Line of Control/LoC).
"Kami sudah mempersiapkan 47 tenda untuk mengakomodir mereka yang direlokasi dari perbatasan," ujar Kepala Daerah Distrik Jammu, Simrandeep Singh, seperti dikutip CNN, Sabtu (1/10/2016)

Pasukan perbatasan India lakukan patroli (Foto: AFP)
Perseteruan antara kedua negara tetangga ini terjadi setelah dua hari India mengklaim melakukan serangan di wilayah Batas Kendali (LoC) di wilayah perbatasan. Menurut India, serangan itu diarahkan kepada kantung teroris di wilayah Kashmir yang dikuasai oleh Pakistan.
Kondisi memanas yang terjadi antara kedua negara ini memicu kemarahan dari Pakistan. Amerika Serikat (AS) dan PBB meminta keduanya untuk menahan diri.
Ketegangan antara kedua rival ini sudah berlangsung memanas sejak Pemerintah India menuduh militan yang diduga berada di Pakistan, melancarkan serangan pangkalan militer India di Kashmir awal September lalu. Serangan itu menewaskan 18 prajurit India.
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Shariff menolak klaim dari India mengenai serangan dari wilayah mereka. Parlemen Pakistan pun akan melakukan pertemuan pada Senin 3 Oktober guna membahas krisis yang terjadi.
Sebelumnya Sekjen PBB Ban Ki-Moon menawarkan diri sebagai pihak mediator antara India dan Pakistan. Hal ini dilakukan untuk meredakan ketegangan.
Sementara pihak perwakilan India di PBB menegaskan pihaknya tidak punya keinginan untuk memperparah situasi. Mereka juga membela diri bahwa serangan yang dilakukan India pada awalnya ditujukan untuk kelompok teroris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News