Sudah sebulan sejak lebih dari 500 militan, termasuk yang berasal dari negara lain, menyerbu kota Marawi di wilayah itu. Setidaknya 350 nyawa melayang, termasuk tentara dan warga sipil.
Menteri Pertahanan Australia Marise Payne mengatakan pesawat pengintai berteknologi tinggi dari Royal Australian Air Force akan beroperasi di wilayah selatan Mindanao untuk melawan ISIS.
"Ancaman regional dari terorisme, khususnya dari Daesh dan para pejuang asing, merupakan ancaman langsung bagi Australia dan kepentingan kami," kata Payne, seperti dikutip AFP, Jumat 23 Juni 2017.
Dia mengatakan Filipina telah menerima tawaran dua pesawat AP-3C Orion dari Australia untuk memberikan dukungan pengintaian kepada Angkatan Bersenjata Filipina.
"Australia akan melanjutkan kerjasama keamanan dengan mitra kami di Asia Tenggara untuk mengatasi hal tersebut," ungkapnya.
Pesawat pengintai AP-3C Orion biasanya melakukan pengawasan di perbatasan zona laut dan pernah digunakan dalam upaya pencarian pesawat dari maskapai Malaysian Airlines yang hilang, MH370, yang jatuh di Samudera Hindia, di lepas pantai Australia pada 2014 silam.
Sementara, pertemuan trilateral antara Indonesia, Filipina dan Malaysia baru saja selesai digelar di Manila. Dalam pertemuan yang digagas Indonesia ini, ketiga negara sepakat untuk terus bekerja sama memerangi ISIS, Maute dan Abu Sayyaf di Filipina Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News