"Jika kita melihat situasi sekarang, kami prihatin atas insiden gempa dan tsunami di Palu, Indonesia. Tetapi, seluruh daerah hancur, ini merupakan hukuman dari Allah," kata Ahmad, dikutip dari The Star, Rabu 24 Oktober 2018.
"Malaysia dapat menghindari 'hukuman' serupa dari Allah jika kita menolak LGBT," lanjut dia.
Ahmad juga mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya komunitas LGBT di Negeri Jiran saat ini. Bahkan, ia meminta pemerintah untuk bekerja ekstra keras menghapus LGBT.
"Sebagai Muslim, kami percaya bahwa setiap bencana yang terjadi, itu mendapat persetujuan dari Allah," ungkap dia lagi.
Sementara itu, anggota Parlemen dari Parit Buntar, Mujahid Yusof Rawa menekankan, sikap pemerintah Malaysia kepada budaya LGBT sangat jelas. Ia juga yakin bahwa pemerintah memiliki pendekatan berbeda untuk mengatasi isu ini.
"Ada yang berusaha mengatasi tendensi tersebut. Ada juga yang ikut pemulihan yang diselenggarakan pemerintah. Semua berjalan lancar," tukas dia.
Muhajid menegaskan, situasi LGBT di Malaysia masih terkendali. Melalui Perdana Menteri Mahathir Mohamad, LGBT tidak akan diterima di Malaysia dan konsep keluarga adalah pria dan wanita yang menikah dan memiliki anak-anak.
Saat ini Ahmad sedang menghadapi 45 tuntutan terkait dugaan korupsi dan pencucian uang. Dua dari 45 tuduhan yang dilayangkan kepada Hamidi adalah dirinya pernah menyelewengkan dana dari sebuah yayasan miliknya dan juga mencuci uang untuk membeli properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News