Asisten Direktur Jenderal Food and Agriculture Organization (FAO) Kawasan Asia dan Pasifik, Kundhavi Kadiresan. (Foto: Marcheilla Ariesta/Medcom.id).
Asisten Direktur Jenderal Food and Agriculture Organization (FAO) Kawasan Asia dan Pasifik, Kundhavi Kadiresan. (Foto: Marcheilla Ariesta/Medcom.id).

FAO: Pemberdayaan Keluarga Petani Kunci Capai Nol Kelaparan

Marcheilla Ariesta • 04 April 2019 11:26
Jakarta: Memberdayakan keluarga petani merupakan kunci untuk mencapai 'zero hunger' atau nol kelaparan di Asia Tenggara. Asisten Direktur Jenderal Food and Agriculture Organization (FAO) Kawasan Asia dan Pasifik, Kundhavi Kadiresan, mengatakan perlu langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan ini.
 
"Mereka (petani) menghasilkan berbagai bahan makanan untuk kita. Mereka menghasilkan 80 persen dari makanan dunia, dan merupakan sumber pekerjaan terbesar. Namun banyak dari keluarga petani ini mengalami rawan pangan dan sangat miskin," ungkapnya, di Jakarta, Kamis 4 April 2019.
 
Bahkan, kata Kadiresan, karena kemiskinannya para keluarga petani susah mendapatkan akses, fasilitas dan teknologi. Padahal, akses kredit, pelayanan dan teknologi memungkinkan petani meningkatkan produktivitas sumber daya alam. 

Untuk meningkatkan kesadaran ini, negara-negara di kawasan Asia Timur berkumpul di Jakarta dalam kegiatan Regional Conference on Strengthening Southeast Asia's Food Security, Nutrition, and Farmer's Welfare through UN Decade of Family Farming.
 
Dalam konferensi ini, Indonesia dan negara lainnya di Asia Timur akan membahas langkah-langkah untuk membantu petani kecil mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan mata pencaharian mereka. Menurut Kundhavi, ini adalah bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030.
 
"Memberdayakan pertanian keluarga dan keluarga petani, akan membantu dalam mengatasi akar penyebab kerawanan pangan dan kekurangan gizi di wilayah ini," ucap Kadiresan.
 
Padahal, peran petani sangat besar dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik di desa maupun kota. Menurut Kadiresan, peran penting petani mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendeklarasikan 2019 hingga 2028 sebagai Dekade Pertanian Keluarga.
 
Resolusi ini, imbuhnya, mengakui keluarga petani sebagai kunci dalam mencapai SDGs dunia. "Khususnya dalam menjamin keamanan pangan global, memberantas kemiskinan, mengakhiri kelaparan, melestarikan keanekaragaman hayati, bahkan mengatasi migrasi," terangnya.
 
Meski demikian, Kadiresan menyadari ada tantangan besar dalam mencapai SDGs tersebut. Karenanya, dia berharap agar pertemuan ini dapat memberikan sebuah inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya.
 
"Untuk meningkatkan kesejahteraan pertanian keluarga, dan memperkuat ketahanan pangan mereka, kita membutuhkan inovas dalam kebijakan dan lingkungan yang mendukung. Inovasi dalam teknologi dan institusi. Dan yang paling penting, keluarga petani harus menjadi hati dari inovasi tersebut," pungkasnya.
 
Kegiatan ini dihadiri berbagai negara Asia Timur dan organisasi internasional selain Indonesia, seperti Jepang, Korea Selatan, Timor Leste, Kamboja, Filipina, Vietnam, FAO dan Asian Farmer's Association (AFA).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan