Didampingi istrinya Michiko, sang kaisar meletakkan karangan bunga berwarna putih di depan memorial korban perang Jepang. Keduanya tiba di pulau Pelelilu dengan menggunakan helikopter.
"Doa ditujukan kepada semua yang pergi ke medan pertempuran untuk melindungi negara masing-masing," ucap Akihito sebelum terbang dari Palau, Rabu kemarin.
"Kita tidak boleh melupakan bahwa kumpulan pulau indah di Samudera Pasifik itu pernah menjadi medan pertempuran," sambung dia, seperti dilansir Associated Press.
Akihito, 81, berumur sebelas tahun saat PD II berakhir. Sang ayah, Hirohito, adalah kaisar pada saat itu.
Peleliu adalah salah satu pulau di Pasifik dimana prajurit Jepang bertempura mati-matian di tahun terakhir PD II. Pertempura Peleliu selama tiga bulan, yang dimulai pada September 1944, menewaskan sekitar 10 ribu prajurit Jepang dan 1.700 tentara AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News