Sebelumnya, kelompok Asian Migrants’ Coordinating Body (AMCB) menuduh Pemerintah Indonesia tetap bersikap diam dan pasif terkait kasus pembunuhan terhadap Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasi.
Diwakili oleh Kementerian Luar Negeri RI, pemerintah pun menilai anggapan ini sangat aneh.
"Itu pernyataan dari pihak-pihak yang tidak mengerti permasalahan. Langkah dari pemerintah sudah dilakukan dengan sangat terbuka dan transparan, serta sudah disebarkan baik oleh media lokal maupun asing," ujar Juru Bicara Kemlu Michael Tene, saat dihubungi Metrotvnews.com, Jumat (7/11/2014).
"Sangat aneh dengan pemberitaaan yang terbuka dan transparan masih ada berkomentar seperti itu. Ini membuktikan ketidakpahaman," tegas tene.
Lebih lanjut Tene menambahkan, pihak pemerintah terus memberikan dukung kepada keluarga korban. Selain itu, pihaknya pun selalu bersikap terbuka dengan keluarga.
Sumiati Ningsih dan Seneng Mujiasi tewas dibunuh secara kejam oleh bankir asal Inggris Rurik Jutting. Pembunuhan terjadi di apartemen tewas milik pria berusia 29 tahun itu di Hong Kong.
Kedua mayat WNI itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan, di mana mayat dari Sumarti Ningsih temukan dimutilasi dan dimasukkan dalam koper.
Pihak keluarga Sumarti pun mendesak agar jasad putrinya untuk segera kembali dibawa ke Indonesia. Ayah dari Sumarti pun menginginkan Jutting untuk dihukum mati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News