Sandera pria yang disebut Hadley "cukup tenang" itu menghubungi radio 2GB atas permintaan penyandera. Salah satu pria bersenjata meminta 2GB menyediakan akses agar sanderanya mengudara secara live di radio.
"Saya bilang pada sandera itu (berbicara live) tidak bisa terjadi karena saya bukan negosiator terlatih. Saya tidak punya keahlian di bidang ini. Akan ada orang yang dapat berbicara pada sandera dan penyandera," ucap Hadley, seperti dikutip skynews.com.au.
Belasan orang menjadi sandera kelompok bersenjata di sebuah kafe di Martin Place. Penyandera membawa sebuah bendera hitam bertuliskan huruf Arab, dan sempat meminta beberapa sandera untuk memperlihatkannya melalui jendela Kafe Cokelat Lindt.
Sebelumnya sejumlah pihak sempat menduga pelaku berasal dari Islamic State (ISIS). Namun menurut Greg Barton, pakar terorisme Timur Tengah dari Universitas Monash di Melbourne, penyandera bukan ISIS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News