Pada pukul 12.40 waktu setempat, peti mati berisi jenazah Lee meninggalkan Gedung Parlemen Singapura, tempat persemayamannya sejak 25 Maret.
Lee meninggal dunia pada 23 Maret di Rumah Sakit Umum Singapura akibat penyakit radang paru-paru atau pneumonia. Bapak Bangsa itu wafat di usia 91 tahun.
Delapan petugas menggotong peti mati dan menaruhnya dalam kotak kaca di atas kereta senjata howitzer gun. Kotak itu kemudian ditarik dengan mobil Land Rover.
Dipimpin empat petinggi Angkatan Bersenjata dan Kepolisian Singapura, iring-iringan jenazah terdiri dari keluarga Lee, termasuk PM Lee Hsien Loong dan pejabat negara lainnya.
Prosesi pemakaman ini berlangsung di tengah guyuran hujan lebat. "Lee Kuan Yew! Lee Kuan Yew!" teriak ribuan warga yang menonton, seperti dikutip straitstimes.com.
Cuaca saat prosesi mengingatkan warga Singapura atas Parade Hari Nasional (NDP) pada 1968. Ketika itu, parade berlangsung di tengah hujan.
"Ini adalah tes determinasi dan semangat. Kenapa kita harus takut terhadap hujan saat Tuan Lee Kuan Yew telah melewati banyak badai?" ucap David Hong, salah satu warga.
Tembakan ke udara sebanyak 21 kali dan formasi jet tempur skuadron Black Knights Singapura mewarnai keberangkatan jasad Lee dari gedung parlemen. "Kami mencintaimu(Lee)!" ujar masyarakat dengan suara lantang.
Bendera Singapura dikibarkan setengah tiang. Dua kapal pemerintah juga mengibarkan bendera hitam tanda berkabung dengan beberapa bendera yang masing-masing bertuliskan huruf L, K dan Y.
"Ini hanya hujan. Basah kuyup bukan masalah berarti dibandingkan apa yang sudah dilakukan Tuan Lee untuk kami semua," sebut Tina, salah satu pemilik bisnis di Singapura.
Gunaseigaran Arumugam, seorang petugas laboratorium, menghadiri prosesi bersama istri dan ketiga putrinya. "Kamis kemarin saya ke Gedung Parlemen dan mengantre enam jam. Hari ini saya datang lagi untuk melihat Tuan Lee. Ini adalah penghormatan terakhir. Saya harus datang," ungkap dia.
"Bahkan langit pun menangis," kata Osman Sapawi, seorang warga lainnya.
Prosesi pemakaman Lee Kuan Yew dijadwalkan dihadiri sejumlah petinggi dunia, termasuk Presiden Joko Widodo.
Perjalanan iring-iringan jenazah akan berakhir di Universitas Nasional Singapura, untuk kemudian dilanjutkan prosesi pemakaman dan penghormatan oleh para petinggi Asia Pasifik. Acara diakhiri sesi kremasi jasad Lee secara tertutup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News