"Kami tidak akan memaksa membeli senjata mahal dari AS. Kami selalu bisa mendapatkannya dari tempat lain. Saya memerintahkan kepolisian untuk membatalkannya. Kami tidak membutuhkan mereka (AS)," ujar Duterte seperti dikutip Asian Correspondent, Selasa (8/11/2016).
Duterte menambahkan bahwa Filipina akan membeli senjata di tempat lain yang menawarkan harga lebih murah daripada yang dijual di AS.
Pernyataan ini keluar setelah AS menangguhkan penjualan di tengah kekhawatiran AS terhadap hak asasi manusia di Filipina yang kini tengah krisis karena adanya perang narkoba Duterte yang dilontarkan seorang anggota Senat, Ben Cardin.
Politisi Partai Demokrat itu tidak setuju jika AS harus menyediakan bantuan senjata ke Filipina dugaan pelanggaran HAM yang semakin mengkhawatirkan di Filipina karena perang narkoba Duterte.
Hubungan AS dan Filipina sebagai sekutu lama terus memburuk akibat dugaan pelanggaran HAM ini. Terlebih ketika Duterte menyatakan akan memutus hubungan dengan AS dan bergabung bersama Tiongkok juga Rusia.
Duterte pun sempat menyatakan, Tiongkok dan Rusia sudah bersedia memenuhi pasokan senjata yang dibutuhkan Filipina.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Mark Toner, mengungkapkan bahwa AS belum menerima pemberitahuan resmi terkait pembatalan pembelian senjata tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News