Kementerian luar negeri Indonesia menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia mengikuti sejak awal perkembangan proses penyelidikan oleh OvV terkait jatuhnya Malaysia Airlines MH17 yang mengakibatkan 12 WNI menjadi korban. Pemerintah Indonesia mencatat hasil akhir penyelidikan yang diumumkan pada 13 Oktober 2015 di Den Haag, Belanda.
"Di tingkat internasional, Indonesia terus memainkan peran penting dalam diskusi dan pembahasan di Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait insiden MH17. Indonesia merupakan co-sponsor Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 2166 Tahun 2014 yang memuat antara lain proses hukum bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab," ujar Juru Bicara Kemenlu RI Arrmanatha Nasir, dalam keterangan tertulis yang diterima Metrotvnews.com, Kamis (15/10/2015).
"Pemerintah Indonesia mencatat upaya-upaya yang telah dilakukan oleh OvV dalam menyelidiki aspek keselamatan terkait penerbangan MH17. Bagi Pemerintah Indonesia, hasil penyelidikan tersebut dapat menjadi salah satu sumber referensi lebih lanjut dalam proses-proses yang berlangsung di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," lanjutnya.
Saat ini penting dilakukan penyelidikan internasional secara transparan, dapat dipertanggungjawabkan, dan akuntabel. Indonesia berbagi komitmen dengan negara-negara yang warganya menjadi korban insiden MH17 dan komunitas internasional untuk membawa pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden MH17 ke hadapan hukum.
Melalui Kemenlu, Pemerintah menyerukan kepada semua pihak, termasuk komunitas internasional untuk terus bekerja sama erat dalam upaya mewujudkan rasa keadilan dan rasa kemanusiaan bagi keluarga-keluarga korban insiden MH17.
Pada Selasa (13/10/2015) Pemerintah Belanda akhirnya merilis fakta Pesawat Malaysia Airlines MH17 jatuh dihantam rudal buatan Rusia.
Direktur Badan Keselamatan Belanda Tjibbe Joustra menyebutkan pesawat dihantam oleh rudal Buk buatan Rusia. Hal ini dikatakannya berdasarkan teknologi militer Rusia.
Meski memastikan rudal itu buatan Rusia, Joustra tidak menyebutkan siapa pelaku di balik serangan roket itu. Joustra juga mengungkapkan awak penerbangan tak ada hubungannya dengan kejadian ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News