Sebanyak 112 orang masih dinyatakan hilang, dan korban tewas diperkirakan meningkat. Otoritas bertarung melawan waktu untuk menyelamatkan mereka yang masih telantar, seraya memperingatkan kemungkinan adanya serangan buaya.
"Baru besok pagi tentara tiba dengan perahu, dan membawa kami ke tempat aman," kata Banakiyanage Gnanawathie, warga kota Matara yang dilanda banjir, kepada CNN via telepon.
"Saya belum pernah melihat banjir seperti ini. Meskipun saya telah menghabiskan seluruh hidup saya di Matara. Kami sudah kehilangan semua barang milik kami dan hanya tinggal punya pakaian yang kami kenakan. Saya masih bersyukur kami lolos dari banjir dan bahkan buaya," katanya.
Gnanawathie pasrah bahwa mereka tidak akan bisa pulang ke rumah mereka selama beberapa hari ke depan.
"Hanya ada atap dan bangunan, kami telah kehilangan segalanya," gumam dia, seperti dinukil dari CNN, Senin 29 Mei 2017.

Warga berjalan di tengah banjir dan longsor di Kalutara. (Foto: CNN)
Hujan Deras usai Musim Kemarau
Hujan lebat yang memicu banjir menyebabkan 112 ribu orang di Sri Lanka telantar. Terpaan cuaca buruk juga memicu tanah longsor di seluruh negeri.
Kota pesisir selatan Galle telah diguyur curah hujan dengan kerapatan 223 milimeter selama 48 jam terakhir. Kota Ratnapura juga telah diguyur hujan dengan kerapatan 453 milimeter pada jangka waktu yang sama.
Tim penyelamat gabungan polisi dan militer bergerak dengan perahu guna menyelamatkan orang-orang yang telantar dan mengevakuasi korban tewas.
Perumahan dan toko-toko terendam air dengan ketinggian antara tiga sampai sembilan meter. Jalan tol dari Kolombo ke Matara, 160 kilometer selatan ibu kota, tetap terendam banjir di beberapa kawasan.
Hujan deras kali ini adalah yang terburuk di Sri Lanka sejak 2003. Hujan turun setelah Sri Lanka dilanda kekeringan selama dua bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id