"Zakir Musa tewas Kamis malam dalam baku tembak, usai polisi dan tentara melancarkan operasi kontra pemberontakan di daerah Tral selatan," kata Juru Bicara militer India, Kolonel Rajesh Kalia, dilansir dari Voice of America (VOA), Jumat, 24 Mei 2019.
Musa menolak untuk menyerah. Dia malah menembakkan granat ke pasukan setelah mereka memusatkan perhatian pada tempat persembunyiannya di sebuah rumah sipil.
Pembunuhannya memicu protes keras anti-India di banyak tempat. Namun, hingga saat ini belum ada laporan korban terluka akibat demo.
Sementara itu, pihak berwenang memutuskan koneksi internet. Ini merupakan taktik yang sama untuk mepersulit pengorganisasian protes anti-India dan mencegah penyebaran video protes.
Mereka juga memberlakukan jam malam di sebagian besar wilayah Lembah Kashmir, termasuk di kota utama Srinagar. Langkah tersebut untuk mengantipasi lebih banyak protes dan bentrokan.
Pemerintah juga meminta agar perguruan tinggi dan sekolah tetap tutup selama operasi berlangsung.
Pada pertengahan 2017, jaringan propaganda terkait Al-Qaeda mengatakan Musa bergabung dengan kelompok militan afiliasi, Ansar Ghawzat-ul-Hind sebagai pemimpinnya. Dia telah meninggalkan kelompok pemberontak terbesar di Kashmir, Hizbul Mujahideen.
Dia langsung menjadi sensasi media. Pasalnya, sebelumnya tidak ada kelompok militan global yang beroperasi secara terbuka di Kashmir.
Semua kelompok pemberontak Kashmir menolak Musa dan afiliasi Al-Qaeda. Beberapa bahkan menyebut Musa bertentangan dengan tujuan mereka.
Para pemimpin separatis, yang menentang kedaulatan India atas Kashmir, berulang kali menolak kehadiran kelompok-kelompok luar, termasuk Al Qaeda. Mereka menyalahkan India yang menggambarkan pejuang Kashmir sebagai ekstremis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News