Lee Kuan Yew wafat di usia 91 tahun (Foto: AFP)
Lee Kuan Yew wafat di usia 91 tahun (Foto: AFP)

Lee Kuan Yew dan Larangan Permen Karet

Fajar Nugraha • 23 Maret 2015 07:03
medcom.id, Singapura: Tiga dasawarsa kepemimpinan Lee Kuan Yew di Singapura, mengubah negara itu dari sebuah negara muda menjadi negara maju di Asia Tenggara bahkan dunia.
 
Walaupun penduduknya sedikit dan sumber daya alam yang minim, Singapura berubah menjadi kekuatan ekonomi dunia yang patut diperhitungkan.
 
Lee kerap mengatakan, bahwa satu-satunya sumber daya alam Negeri Singa adalah rakyatnya. Tekad yang ulet dalam bekerja serta kedisiplinan keras, dianggap menjadi faktor utama kemajuan Singapura.

Pengacara Jebolan Universitas Cambridge itu, memimpin Singapura yang sempat bergabung dengan Malaysia pada 1963 dan kemudian merdeka pada 1965. Ketika berbicara usai perpisahan dengan Malaysia, Lee bersumpah untuk membangun Singapura yang lebih bersifat meritokratik dan negara yang dipenuhi dengan multietnik.
 
Namun Singapura yang tidak memiliki sumber daya alam, membutukan model ekonomi yang baru. Lee pun mengungkapkan gagasan untuk membentuk angkatan kerja yang fasih berbahasa inggris dan menarik investor asing demi mengubah Singapura menjadi negara penghubung industri manufaktur.
 
Negara kecil itu kemudian tumbuh menjadi negara kaya dan bermutasi menjadi pusat finansial di Asia Tenggara.
 
Tetapi di masa pemerintahannya Lee juga dipenuhi dengan kontroversi membuat peraturan yang keras. Termasuk melarang peredaran permen karet dan penerapan hukuman mati.
 
Mengenai permen karet, alasan Lee tidak menyukainya sangat sederhana. Dirinya tidak ingin kebersihan di Singapura diganggu oleh permen karet yang menempel di sudut kota di negara tersebut.
 
Dalam politik, Lee dikenal keras terhadap lawan politiknya. Saat ini, People's Action Party (PAP) yang dibentuk Lee masih tetap teguh memimpin Singapura. Sementara ada enam kubu oposisi yang mengisi parlemen Negeri Singa.
 
"Mereka yang ingin memerintah Singapura, harus memiliki kekerasan seperti besi di dalam dirinya. Atau lebih baik menyerah," ujar Lee dalam sebuah kampanye pemilu di 1980, seperti dikutip BBC, Senin (2/3/2015).
 
"Saya menghabiskan banyak waktu untuk membangun negara ini. Selama saya masih berkuasa, tidak akan ada satu pun orang yang menghancurkannya," tegas Lee.
 
Lee Kuan Yew wafat di Singapore General Hospital pada pukul 03.16, Senin (23/3/2015) waktu setempat. Lee wafat pada usia 91 tahun. Lee sudah dirawat sejak awal Februari 2015 lalu akibat penyakit pneumonia.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan