"Pakatan Harapan adalah aliansi Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim dan Wan Azizah yang multirasial, Democratic Action Party (DAP) merupakan sayap politik Malaysian Chinese, Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) yang mengusung isu bumiputera, dan Partai Amanah yang partai Islam jalur tengah, tentunya membuat Malaysia ke depannya akan semakin berwarna," ucap Heru Susetyo, pengamat internasional Universitas Indonesia kepada Medcom.id, Jumat 11 Mei 2018.
Sebaliknya, kata Heru, UMNO yang dipimpin Najib Razak lebih kental warna politik etnis Melayu.
Namun, Mahathir hanya diajukan Pakatan Harapan untuk mengalahkan kharisma Najib Razak. Dia memprediksi tiga nama yang akan diangkat Mahathir untuk menggantikannya sebagai PM Malaysia.
"Pengganti Mahathir paling mungkin adalah anggota koalisi Pakatan Harapan dengan suara terbanyak, yaitu PKR. Replacement bisa Anwar Ibrahim atau istrinya Wan Azizah, namun bisa juga putra mahkota Mahathir di Partai PPBM, yaitu Mukhriz Mahathir," imbuh dia.
Dia mengatakan Anwar Ibrahim memang sangat mungkin menggantikan Mahathir. Pasalnya, 'dosa' Anwar dianggap lebih ringan dibanding 'dosa' Najib Razak dengan 1MDB.
Anwar Ibrahim saat ini tengah dibui lantaran kasus sodomi yang menimpa dirinya. Sementara Najib Razak tengah tersandung kasus korupsi 1MDB.
"Dosa Anwar dianggap serius untuk kalangan Muslim konservatif di daerah pedesaan Malaysia. Namun, untuk Muslim kelas menengah di daerah perkotaan, isu tersebut bukan yang sangat serius," terangnya.
"Lagipula masyarakat Malaysia sama dengan Indonesia, memori pendek," tukas dia.
Heru menambahkan, masyarakat kelas menengah Malaysia percaya jika Anwar merupakan tumbal politik Mahathir. Makanya, besar kemungkinan dia akan diberikan kekuasaan memimpin Malaysia.
Komisi Pemilu Malaysia (EC) mengumumkan bahwa oposisi yang dipimpin oleh Pakatan Harapan memenangkan 113 kursi, sementara partai sekutunya, Partai Warisan memenangkan delapan kursi parlemen. Sedangkan Partai Islam se-Malaysia (PAS) meraih 18 kursi.
Meskipun Ketua Barisan Nasional Najib Razak yang menjadi lawan politik Pakatan Harapan menyatakan oposisi ini belum memiliki jumlah kursi cukup membentuk pemerintah, justru kini mendapat dukungan dari Partai Warisan. Ini membuat koalisi oposisi mendapat 122 dari 222 kursi parlemen yang diperebutkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News