PM Kamboja, Hun Sen, memiliki peran dalam memberangus pers. (Foto: AFP)
PM Kamboja, Hun Sen, memiliki peran dalam memberangus pers. (Foto: AFP)

Kebebasan Pers di Kamboja Makin Terancam

Sonya Michaella • 21 Februari 2018 10:31
Phnom Penh: Kebebasan pers di Kamboja kini makin merosot turun, terlebih kini Kamboja berada di bawah kekuasaan penuh Partai Rakyat Kamboja (CPP) di mana Hun Sen berkuasa.
 
Pekan lalu, Reporters Without Borders merilis sebuah laporan khusus berjudul Cambodia: The Independent Press in Ruins, di mana mereka melacak sistem kebebasan pers di Kamboja, bersamaan dengan serangan terhadap oposisi dan warga sipil.
 
Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, dianggap ingin memberangus pers yang mengkritik pemerintahan. Hal ini sudah terjadi sejak ia kembali terpilih pada 2013 di mana kemenangan CPP menjadi topik utama oleh media oposisi.

Dikutip dari Asian Correspondent, Rabu 21 Februari 2018, Hun Sen ingin membungkam suara sumbang mengenai pemerintah.
 
Ujungnya, ia akan menutup paksa sejumlah media sebelum pemilu tahun ini, yaitu Juli.
 
"Dengan strategi yang sederhana, rezim Kamboja sekarang sedang dalam proses melarang, menghalangi dan mengintimidasi semua media independen yang mungkin mengkritik pemerintah," tulis Reporters Without Borders.
 
Sedikitnya, 14 jurnalis tewas sejak 1992, termasuk komentator politik yang juga seorang jurnalis, Kem Ley. Ia ditembak mati pada 2016 setelah mengomentari bisnis keluarga Hun Sen. Namun, keluarga Kem Ley telah mendapatkan suaka di Australia.
 
Sekitar 21 stasiun radio lokal juga telah ditutup paksa. Dua jurnalis Radio Free Asia saat ini tengah menjalani hukuman 15 tahun penjara karena melakukan spionase.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan