"ASEAN ini kan ada di tengah-tengah. Kalau lihat di Pasifik ada APEC, terus di Hindia ada IORA. Semua ini harus disatukan untuk membuat konsep Indo Pasifik itu, penyatunya ya ASEAN itu," ucap Kepala Badan Pengkaji dan Pengawas Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri Siswo Pramono, di acara Diplomatic Forum, Jakarta, Selasa 20 Maret 2018.
Dia mengatakan Indonesia memakai konsep mekanisme kepemimpinan ASEAN. Makanya dia mengatakan kekuatan di Indo Pasifik ala Indonesia ini harus inklusif.
Pasalnya, ucap Siswo, ASEAN itu soko guru politik luar negeri Indonesia. Dan forum itu digunakan oleh negara-negara di Asia Tenggara untuk membahas mengenai kemitraan di kawasan.
"Artinya, semua harus bicara di bawah rukun. Ini yang kita jual ke mereka (negara lain) yang berkekuatan besar," imbuh dia.
Hal tersebut supaya tidak ada gap kekuasaan, atau power projection. Siswo mengungkapkan, jika ada power projection tersebut, maka Asia Tenggara yang akan terlebih dahulu mengalaminya.
Indo Pasifik ala Indonesia ini dapat menciptakan total pendapatan domestik bruto (GDP) mencapai USD43,5 triliun. Menurutnya, ini mencapai 55 persen total GDP global.
Hal tersebut akan meningkat pesat dengan ASEAN sebagai sentralitasnya. Karenanya, pagi tadi, dia bertemu dengan para perwakilan diplomatik negara-negara ASEAN untuk membahas kajian mengenai Indo Pasifik, bukan lagi ala Indonesia, namun ASEAN.
"Kita harus satu, karena kalau ada power projection itu kita (ASEAN) yang akan lebih dulu kena," terangnya.
Konsep Indo Pasifik sudah diperkenalkan Indonesia sejak 2012 oleh mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Washington, Amerika Serikat.
Pada Januari lalu, saat berkunjung ke Sri Lanka, India, Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan, Presiden Joko Widodo memperkenalkan konsep ini. Begitu pula pada saat pertemuan ASEAN-Australia pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News