Ledakan bersumber dari bom yang diletakan di tenda yang digunakan untuk pendaftaran pemilih di halaman masjid. Kejadian tersebut menandai serangan terbaru dari pemilihan legislatif yang tertunda lama.
"Saat di lokasi terdapat kerumunan orang yang ingin mendaftar," ujar Kepala Kepolisian porvinsi Khost, Abdul Hanan Zadran, dikutip dari AFP, Senin, 7 Mei 2018.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Masyarakat Gul Mohammad Manggal mengatakan di antara yang tewas adalah pekerja pemilu dengan jenis kelamin perempuan.
Menurut dia, jumlah korban yang tewas dapat bertambah, lantaran beberapa korban terluka dalam kondisi kritis.
"Ambulan masih membawa lebih banyak orang," tambahnya
Hingga saat ini belum ada kelompok tertentu yang menyatakan bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Sedangkan kelompok Taliban menyatakan tidak terlibat dalam ledakan tersebut.
Sementara itu, serangan ini berdampak pada menurunya partisipasi masyarakat yang memilih untuk pemilihan parlemen dan disitrik, yang dijadwalkan 20 Oktober mendatang.
Sebelumnya, pada 22 April seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di luar pusat pendaftaran pemilih di Kabul, dan menewaskan 60 orang serta melukai lebih dari 100 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News