Pada pertemuan tersebut, Menlu Retno dan Wapres Isabel de Saint Malo mengindentifikasi area kerja sama bilateral untuk peningkatan hubungan kedua negara.
Wapres Panama menekankan pentingnya membangun konektivitas dalam mempererat kerjasama bilateral. Panama akan menyelenggarakan High Level Panel on Connectivity pada April 2016 dan mengharapkan dukungan Indonesia untuk mendorong konektivitas kedua kawasan.
"Kami optimis terhadap peningkatan hubungan kedua negara dan mengindentifikasi empat kerja sama yang dapat mendorong hubungan bilateral antara lain: penyelenggaraan forum konsultasi bilateral RI-Panama, meminta Panama memfasilitasi people to people contact dengan memberikan fasilitas visa on arrival secara resiprokal bagi Indonesia, kerja sama maritim (kerjasama antar pelabuhan, sertifikasi pelaut dan IUU Fishing), pembentukan mandatory consular notification," sebut Menlu Retno, dalam keterangan tertulis Kemenlu RI yang diterima Metrotvnews.com, Minggu (23/8/2015).
Saat ini lebih dari lima ribu ABK WNI terdaftar di Panama, Menlu RI menyatakan bahwa dalam rangka menjamin perlindungan WNI dan pelaut Indonesia, Kemlu akan mendorong pembentukan mandatory consular notification RI-Panama.
Wapres Panama juga menawarkan kepada Indonesia untuk memanfaatkan Panama sebagai hub atau pintu masuk bagi produk-produk Indonesia. Peluang ini tidak saja ke Panama tetapi juga ke negara-negara di Amerika Tengah dan Selatan, melalui Terusan Panama.
Sejak pembukaan hubungan diplomatik 1979, kedua negara telah memiliki dua perjanjian yaitu Perjanjian Bebas Visa Bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas, yang saat ini sedang dalam proses ratifikasi oleh Pemri, dan MoU Pembentukan Forum Konsultasi Bilateral.
Nilai perdagangan kedua pada 2014 mencapai USD149 juta dengan surplus Indonesia sebesar USD69,6 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News