"Saya sadar bahwa pemerintah harus bertanggungjawab untuk mengakhiri protes karena RUU ekstradisi ini," kata Lam, dikutip dari Channel News Asia, Jumat 27 September 2019.
Protes pecah di Hong Kong pada awal Juni lalu ketika Hong Kong mengumumkan RUU Ekstradisi yang memungkinkan tersangka kriminal diadili di Tiongkok.
"Saya di sini untuk mendengarkan apa yang kalian tuntut dan memang saya mengakui bahwa kepercayaan rakyat kepada pemerintah sedang merosot," ucap dia.
Sekitar 24 orang mengkritik pemerintah secara terbuka di hadapan Lam. Sementara itu, Lam terus mencatat dan merespons sesekali.
"Saya tekankan bahwa Hong Kong masih memiliki masa depan cerah dan aturan hukum yang kuat. Saya harap Anda semua mengerti bahwa kami masih peduli dengan rakyat. Pemerintah akan menjaga Hong Kong," tuturnya.
Lebih dari 20 ribu orang beramai-ramai mendaftar untuk bertemu dengan Lam dan menghadiri dialog ini. Namun, hanya 150 orang yang diperbolehkan masuk dan bertemu Lam.
Sisanya, mereka menunggu di luar gedung dan meneriakkan slogan demokrasi Hong Kong. Beberapa dari mereka menyesalkan tindakan polisi yang melakukan kekerasan terhadap demonstran.
"Polisi telah menjadi alat politik dan saat ini tidak ada cara yang bagus kecuali memeriksa penyalahgunaan kekuatan polisi," ungkap salah satu pedemo.
Namun, seruan agar Lam mundur juga masih terdengar di luar gedung. Mereka menganggap Lam sudah tidak pantas lagi memimpin Hong Kong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News