"Sejak lama, Indonesia merupakan sahabat baik Korsel. Kami adalah negara yang mengutamakan perdamaian dan kesejahteraan," kata Bahk di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin 15 Oktober 2018.
Dari prinsip tersebut, Presiden Korsel Moon Jae-in memutuskan ingin berdamai dengan Korea Utara (Korut). Sebuah keputusan yang tak diusahakan dengan keras oleh beberapa pendahulunya.
"Kami memutuskan berdamai dengan Korut, dan kami senang bahwa banyak negara mendukung, terutama Indonesia," ucap dia.
RI, yang juga menjadi satu dari sedikit negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Korut, selama ini selalu mendukung perdamaian di Semenanjung Korea. "Kami berterima kasih kepada Indonesia yang selalu mendukung perdamaian di Semenanjung Korea. Semoga perdamaian ini cepat terwujud," ujarnya lagi.
Baca: Dua Dubes Korea Berterima Kasih atas Dukungan Indonesia
Sejak menjabat pada 2017 lalu, Moon memang menjadikan perdamaian dengan Korut salah satu agenda utama pemerintahannya. Pertemuannya dengan Kim Jong-un menjadi pertemuan bersejarah ketika keduanya bersalaman di garis yang memisahkan dua negara di Zona Demiliterisasi pada April lalu.
Moon adalah tokoh yang banyak berdiskusi dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mendorongnya bertemu Kim. Ia juga melakukan hal yang sama kepada Kim.
Hingga September 2018, terhitung sudah tiga kali Moon dan Kim bertemu untuk mendiskusikan perdamaian di Semenanjung Korea serta isu denuklirisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
