Tujuh kegiatan akan diselenggarakan secara pararel bulan ini, dan dua pelatihan lainnya telah diselenggarakan Oktober lalu. Indonesia juga berencana menyelenggarakan satu kegiatan lainnya pada Desember 2015.
Ketujuh kegiatan tersebut terdiri dari pelatihan budidaya ikan air tawar, kewirausahaan, otomotif, pariwisata untuk warga perbatasan, manajemen kearsipan, pemerintahan dan pemberantasan korupsi, serta kunjungan wartawan. Kegiatan diselenggarakan di Bandung, Bekasi, Jakarta, Semarang, Sukabumi, Semarang dan Jayapura. Adapun pelatihan mengenai pemerintahan dan pemberantasan korupsi diselenggarakan di Tunisia.
Dalam rilis KSI Aspasaf yang diterima Metrotvnews.com, tujuh kegiatan bulan ini diikuti lebih dari 120 peserta dari 21 negara, yaitu: Aljazair, Angola, Burundi, Ethiopia, Vanuatu, Fiji, Indonesia, Kenya, Madagaskar, Maroko, Mesir, Mozambik, Namibia, Palestina, Papua Nugini, Rwanda, Solomon Islands, Sudan, Tanzania, Timor Leste dan Tunisia.
Pada Senin (9/11/2015), Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi, membuka rangkaian kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Menlu RI menekankan arti penting pelaksanaan komitmen para pemimpin negara-negara Asia dan Afrika pada KAA 2015 melalui mekanisme Kerja Sama Selatan-Selatan/KSS (South-South Cooperation).
"Para pemimpin kita telah mencapai sejumlah keputusan penting pada KAA lalu. Namun, pelaksanaan dari keputusan itulah yang menjadi esensi dari kerja sama strategis kita," tegas Menlu.
Dua kegiatan KAA Oktober lalu terdiri dari seminar internasional untuk pemuda dengan tema "Menguatkan Kerja Sama Para Pemuda Asia-Afrika" dan Forum Akademik Asia-Afrika dengan tema "Meningkatkan Peran Akademisi dalam Mendorong Kerja Sama Asia-Afrika yang People-Driven."
Kegiatan untuk para pemuda Asia-Afrika diikuti 75 peserta dari 35 negara, yaitu: Aljazair, Azerbaijan, Bangladesh, Ethiopia, Fiji, India, Indonesia, Iran, Iraq, Jepang, Kamboja, Kazakhstan, Kyrgystan, Laos, Lesoto, Madagaskar, Maroko, Mozambik, Myanmar, Nigeria, Papua Nugini, Singapura, Korea Selatan, RRT, Sri Lanka, Sudan, Tajikistan, Thailand, Filipina, Timor-Leste, Tunisia, Turkmenistan, Uzbekistan, Vietnam, Yaman dan Zimbabwe. Para peserta merupakan penerima Beasiswa Darmasiswa tahun 2015.
Sementara kegiatan untuk akademisi diikuti oleh lebih dari 200 peserta dari 20 negara, yaitu: Amerika Serikat, Aljazair, Belanda, Burkina Faso, Brazil, Chile, Filipina, India, Inggris, Jerman, Jepang, Kongo, Malaysia, Maroko, Nepal, Nigeria, Perancis, Senegal, RRT dan Indonesia.
Kerja Sama Selatan-Selatan/KSS (South-South Cooperation) yang membingkai rangkaian kegiatan tersebut tidak hanya disepakati para pemimpin negara-negara Asia-Afrika pada KAA 2015, namun juga merupakan prioritas Pemerintah Indonesia sejak tahun 1980-an.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News