Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia punya tanggung jawab membantu penyelesaian konflik. "Tentu kami sangat risau saling membunuh dan menghancurkan. Kita semua harus juga berdoa," kata JK di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (9/1/2016).
Presiden Joko Widodo segera mengirim utusan khusus untuk menengahi konflik antara Arab Saudi dan Iran. Utusan akan diberangkatkan pekan depan.
"Minggu depan saya akan utus utusan khusus untuk ke Iran dan Saudi. Secepat mungkin berangkat hari Senin, Selasa atau bisa lebih cepat," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat 8 Desember.
Jokowi menjelaskan, tujuan pengiriman utusan khusus sebagai bentuk keseriusan pemerintah memediasi ketegangan yang terjadi antara Arab dan Iran. Sebab itu, tak elok jika Presiden hanya melakukan percakapan via telepon dengan kedua petinggi negara tersebut.
"Kalau menelepon itu berbeda maksudnya, tapi kalau mengirim utusan khusus itu bahwa kita memang ingin serius betul kalau telepon mah saya bisa saja," ungkap suami Iriana ini.
Hubungan diplomatik Saudi Arabia dan Iran memburuk setelah Saudi mengeksekusi 47 orang, yang sebagian besar didakwa terorisme dalam sehari, termasuk ulama Nimr al-Nimr.
Pemerintah Saudi menganggap Nimr melakukan aksi terorisme hingga memicu terjadinya protes anti-pemerintah pada 2011 dan 2012.
Eksekusi terhadap Nimr itu mengundang kecaman dari warga Iran hingga berbagai aksi digelar di negara tersebut. Bahkan, Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran pun menjadi lokasi unjuk rasa terhebat sampai dilempari bom molotov.
Pada puncaknya, konflik itu semakin memanas sampai berujung pada pemutusan hubungan diplomatik kedua negara. Tak berhenti sampai di situ, Arab Saudi berencana memutus jalur lalu lintas udara dari dan menuju Iran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News