Korban tewas aksi teror di Sri Lanka kembali bertambah per hari ini, yang angkanya mencapai 310 jiwa. Sementara korban luka disebutkan berada di kisaran 500 orang.
Dilansir dari laman BBC, pemakaman massal pertama digelar di area gereja St Sebastian's Church di Negombo, kota di wilayah utara Kolombo. Gereja tersebut adalah satu dari tiga yang diguncang bom pada 21 April, di tengah momen peringatan Hari Raya Paskah 2019.
Sebelum pemakaman, Sri Lanka menggelar momen mengheningkan cipta pada pukul 08.30 waktu setempat. Bendera Sri Lanka dikibarkan setengah tiang, dan orang-orang menundukkan kepala dalam hening untuk menghormati para korban.
Dini hari tadi, pemerintah Sri Lanka mulai menerapkan status darurat. Penerapan status darurat dilakukan usai Sri Lanka menuding sebuah grup militan lokal bernama National Thowheed Jamath (NTJ) sebagai dalang di balik ledakan.
Status darurat memberikan lebih banyak wewenang kepada polisi dan militer Sri Lanka untuk memerangi kelompok teroris.
Lewat status darurat, tersangka atau seseorang yang dicurigai hendak melakukan aksi teror dapat ditahan tanpa perlu menyertakan surat penangkapan dari pengadilan.
Sri Lanka juga telah memblokir sejumlah media sosial seperti Facebook, WhatsApp dan Instagram usai ledakan. Tujuan pemblokiran adalah mencegah beredarnya "informasi palsu" mengenai aksi teror di Sri Lanka.
NTJ tidak memiliki catatan pernah melancarkan aksi teror berskala besar. Namun grup tersebut mulai dikenal tahun lalu atas kasus perusakan sejumlah patung Buddha.
Meski dituduh Sri Lanka, NTJ maupun grup lainnya belum melakukan klaim apapun mengenai rentetan ledakan bom.
Baca: Pelaku Pengeboman Sri Lanka Diidentifikasi Warga Lokal, Bukan WNI
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id