Disitat dari laman AFP, Minggu 12 Mei 201, prajurit Sri Lanka yang dilengkapi senjata api jenis senapan serbu menjaga gereja St. Theresa di wilayah Thimbirigasyaya, Kolombo. Semua orang yang hendak mengikuti misa harus terlebih dahulu diperiksa sebelum memasuki gereja.
Area parkir dikosongkan karena petugas tidak mengizinkan satu kendaraan pun untuk memasuki area gereja. Hal ini merupakan bentuk antisipasi terhadap modus operandi militan yang beberapa kali menggunakan bom mobil.
Pemerintah Sri Lanka menyalahkan grup militan lokal National Thowheeth Jama'ath (NTJ) sebagai dalang di balik serangan bom pada 21 April. Serangan kala itu mengenai tiga gereja dan tiga hotel mewah.
Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian bom bunuh diri tersebut.
Misa dibatalkan usai terjadinya serangan, dan baru kembali digelar hari ini. Dua pekan lalu, Uskup Agung Kolombo Malcolm Ranjith sempat menggelar misa kecil-kecilan di kediamannya. Warga yang tidak bisa menghadiri hanya bisa menyaksikan misa tersebut melalui tayangan televisi.
Sebagian besar gereja di luar Kolombo telah beraktivitas seperti biasa sejak pekan kemarin. Namun kegiatan di seluruh gereja tersebut tetap dijaga ketat petugas.
Semua sekolah negeri di Sri Lanka -- berjumlah lebih dari 10 ribu -- melanjutkan aktivitas belajar mengajar sejak pekan kemarin. Seperti gereja, aktivitas di semua sekolah juga dijaga aparat keamanan.
Namun tingkat kehadiran siswa relatif rendah meski keamanan diperketat dengan beragam aturan baru, termasuk larangan parkir di dekat sekolah.
Baca: Sri Lanka Tangkap Seluruh Pelaku Pengeboman
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id