"Mereka sadari adanya keterlambatan ini dan mereka minta maaf lambannya info yang disampaikan kepada negara para ABK (berasal)," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta, Jumat (13/3/2015).
Nasib 21 ABK yang hilang di Laut Atlantik sedang ditangani otoritas Taiwan. Taiwan bekerja sama dengan Argentina. Mereka mengerahkan semua kapal berbendera Taiwan yang berada di lokasi untuk ikut serta melakukan pencarian.
"Taiwan minta bantuan kepada Argentina untuk membantu mencari. Taiwan akan mengerahkan semua kapal yang berada di tempat yang diperkirakan kapal itu hilang kontak untuk membantu pencarian," papar Retno.
Retno memastikan, semua ganti rugi dan hak bagi 21 ABK yang hilang akan dipenuhi perusahaan tempat mereka bekerja. "Perusahaan kapal juga sudah menyanggupi untuk memenuhi semua hak ABK," kata Retno.
Diberitakan sebelumnya, Retno menyatakan kekecewaan atas lambannya pihak Taiwan melaporkan insiden hilangnya 21 ABK asal Indonesia yang bekerja dengan kapal Taiwan. Kapal Hsiang Fu Chun sudah hilang sejak 26 Februari 2015, tetapi Taiwan baru memberitahu pihak Indonesia pekan lalu.
Menurut data satelit, posisi terakhir kapal berada sekitar 3.148 kilometer dari Kepulauan Falkland. Hsiang Fu Chun membawa seorang kapten dan kepala teknisi asal Taiwan serta 11 kru asal Tiongkok, 21 WNI, 13 Filipina dan dua Vietnam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News