"Jadi cerminan negara lain, bahwa Indonesia dianggap bisa menangani kasus terorisme. Sejumlah negara mengapresiasi penanganan Indonesia, khususnya ketika bom Jakarta, awal 2016 kemarin," kata Fachir ketika ditemui usai membuka 5th ASEAN-UN Dialogue di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (8/11/2016).
"Banyak sekali kegiatan-kegiatan Indonesia yang membahas tentang terorisme dan radikalisme serta untuk membahas kerja sama tersebut, di samping melihat pengalaman Indonesia," lanjutnya.
Menurut penuturan Fachir, Indonesia dinilai sangat berhasil menangani terorisme, baik dalam pendekatan lembut maupun keras. Selain itu, Indonesia juga dipuji dalam pencegahan konflik dan teror.
"Contohnya saja bom awal tahun kemarin di Jakarta. Kita dianggap sangat cepat dalam menangani kejadian itu dan berhasil mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak takut dengan ancaman teror," tuturnya.
Fachir menambahkan, kesadaran masyarakat internasional saat ini semakin meningkat dan menguat dengan adanya sejumlah serangan-serangan terorisme di berbagai negara.
"Itu yang membuat masyarakat jadi mau untuk bekerja sama lebih kuat lagi, juga dengan organisasi yang ada, seperti ASEAN dan PBB," imbuh dia.
Untuk itu, PBB mulai merangkul ASEAN dalam implementasi penanggulangan terorisme. PBB melihat bahwa sudah ada mekanisme yang cocok di ASEAN untuk mengimplementasi plan of action yang diluncurkan PBB.
"Indonesia tentu membagikan pengalamannya di hadapan ASEAN dan PBB dalam menangani terorisme yang beberapa kali sempat melanda Indonesia. seperti bom Bali dan bom Jakarta," ucap Fachir.
Fachir pun sempat mengimbau kepada generasi muda Indonesia agar pandai memilah konten di sosial media. Pasalnya, kini kelompok terorisme menggunakan sosial media dengan gencar untuk merekrut anggota baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News