Rohingya (Foto:AFP)
Rohingya (Foto:AFP)

Kantor Berita AP Konfirmasi 5 Kuburan Massal di Rakhine

Arpan Rahman • 01 Februari 2018 22:21
Gu Dar Pyin: Sejumlah penduduk desa Rohingya di Myanmar telah dibantai dan dimakamkan di lima kuburan massal. Temuan ini didasari oleh sebuah penyelidikan eksklusif yang dilakukan oleh kantor berita Associated Press (AP).
 
Dilansir AP, pada Kamis 1 Februari 2018, Konfirmasi didapat salah satunya dari pengakuan dari sekitar dua lusin korban selamat dan kerabat para korban. Selain itu, laporan juga diperkuat dengan rekaman ponsel dengan tanggal.
 
Dilansir Al Jazeera, Kamis 1 Februari 2018, diperkirakan 400 anggota minoritas yang teraniaya itu dibunuh oleh tentara Burma.

Dalam satu pembantaian, sekelompok pria mengikuti pertandingan sepak bola lokal yang disebut 'chinlone' di desa Gu Dar Pyin. Mereka kemudian ditembaki secara membabi buta oleh tentara. 
 
Seorang korban selamat bernama Noor Kadir kemudian menemukan enam temannya dikebumikan di dua kuburan massal terpisah. Dia mengatkan bahwa mayat para korban hanya dapat dikenali melalui warna celana pendek mereka.
 
Pembunuhan massal tersebut diyakini terjadi pada 27 Agustus 2018. Tentara mencoba menutup-nutupi aksi kekejaman tersebut..
 
Myanmar sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas satu kuburan massal yang berisi 10 jenazah di desa Inn Din.
 
Pembunuhan terjadi pada September. Namun pihak berwenang hanya mengakui itu setelah penemuan kuburan massal pada Desember. Seraya mengklaim bahwa mereka yang telah meninggal adalah "teroris".
 
Amnesty International menggambarkan penemuan saat itu sebagai "puncak gunung es".
 
Sejak Agustus 2017, lebih dari 655.000 orang Rohingya meninggalkan Myanmar ke negara tetangga Bangladesh. Mereka melarikan diri dari apa yang disebut PBB sebagai "pembersihan etnis".
 
Militer Myanmar mengklaim bahwa mereka memerangi apa yang mereka sebut "teroris". Padahal korban selamat yang menyeberang ke Bangladesh membawa serta laporan pembunuhan massal, pemerkosaan, dan pembakaran rumah.
 
Bangladesh dan Myanmar sudah menyetujui kesepakatan untuk mengirim pengungsi Rohingya kembali pulang. Sebagai bagian dari kesepakatan repatriasi, orang Rohingya akan dikumpulkan di pusat-pusat penahanan, yang oleh aktivis Rohingya disebut "kamp konsentrasi".
 
Secara luas dianggap sebagai salah satu minoritas paling teraniaya di dunia, orang-orang Rohingya yang kebanyakan Muslim, ditolak kewarganegaraannya oleh pemerintah Burma. Pemerintah mengklaim bahwa Rohingya bukan penduduk asli Myanmar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAH)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan