Di perbatasan yang merupakan salah satu gerbang masuk ke Marawi tersebut, Duterte melihat langsung sekitar 400 senjata api yang sudah disita dari tangan kelompok militan yang bercokol di Marawi selama ini.
Kampo Ranao sendiri hanya berjarak tiga kilometer dari zona pertempuran tentara Filipina dengan Maute.
Duterte datang bersama beberapa anggota kabinet termasuk Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina Eduardo Ano.
Dikutip dari Inquirer, Jumat 21 Juli 2017, Duterte tiba dengan helikopter, sekitar pukul 14.00 siang waktu setempat. Setidaknya, ia menghabiskan sekitar empat jam di Kampo Ranao.
Setelah itu, Duterte diketahui bertolak ke Cagayan de Oro, menggunakan helikopter juga.
"Presiden secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada pasukan untuk keberanian mereka tanpa lelah memerangi Maute dan Abu Sayyaf," ucap juru bicara Joint Task Force Marawi, Letnan Kolonel Jo-Ar Herrera.
"Kami juga melihat bagaimana Presiden mendukung kami dalam pertempuran ini. Ia sangat mendukung untuk pembangunan Marawi kembali," lanjut dia.
Sejak 23 Mei, sedikitnya 99 tentara Filipina telah tewas dan hampir 900 lainnya terluka akibat pertempuran di Marawi.
Sejak dua bulan yang lalu pula, Duterte telah menetapkan status darurat militer di Marawi dan Mindanao.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News